Saturday, March 24, 2007

Hati Tak BerPengalaman

Salah satu dialog "William Thucker (Hugh Grant)" di Nothing Hill. Filmnya memang sudah lama, tapi "kena"nya baru sekarang. Sighs...memang....I just want to laugh for myself....

They said, experience is the best teacher. And I wouldn't said so if i dont have my own experience. And now, yes, i think that words mean a lot. Dalam lanjutan dialognya, "aku hanya pria sederhana, yang tidak sering berganti cinta...bla..bla..bla..", kalau aku tidak salah ingat. Diucapkan dengan aksen Britain yang kental.....sempurna.
Terus terang, baru kemarin aku menonton film itu dari awal sampai akhir.

Dalam hal kerjaan yang lebih sering dicari oleh perusahaan adalah pekerja yang berpengalaman. Sampai-sampai ada istilah sudah banyak makan asam garam, yang artinya sudah (lebih) berpengalaman. Yah, ada beberapa yang tidak memerlukan pengalaman, tapi pasti hanya sedikit yang demikian. Dalam hal kompleksitas hidup pengalaman adalah jaminan mutu. Dalam menjalin hubungan bisnis, pengalaman bisa jadi modal yang besar. Tapi, bagaimana dengan hati?

Hahahaha..... kliatannya dalam hal yang satu ini ak mesti mengakui kalau hatiku tak berpengalaman. Dua kali patah hati, dan yang kedua sepertinya yang terburuk, sejauh pengalaman hatiku. Kok aku malah tertawa ya? Mungkin aku tertawa pada "kebodohanku", istilah yang sering aku pakai bersama teman-temanku.....

Aku harus berterima kasih pada seorang perempuan yang telah memberi pelajaran yang berharga untuk pengalaman hati. Pengalaman bisa berujud dalam 2 realitas dan 1 alternatif lain.. Pengalaman buruk, dan pengalaman yang tidak terlalu buruk. Dan satu yang lagi yang paling sering dicari orang adalah pengalaman baik...sighs.... Celakanya, kali ini yang aku terima adalah pengalaman yang buruk, teramat buruk. Sebuah percakapan semalaman mengajarkan hatiku untuk menerima perubahan, apapun wujudnya dan apapun resiko yang harus ada karena perubahan itu. Seorang yang sekeras apapun wataknya tetap memiliki peluang untuk berubah. Dan celakanya lagi, perubahan itu harus dihadapi oleh hati yang tidak berpengalaman. Sekarang, terserah hatimu mau mengambil pengalaman itu sebagai pelajaran atau sebagai alasan untuk membenci hidup.

Well, sebenarnya sampai sekarang aku masih terpikirkan pada pilihan yang kedua, tapi paling tidak sampai detik ini aku akan mencoba untuk memberikan kesempatan pada pilihan yang pertama. I Hope so....

Yang masih menjadi pertanyaan, apa hati ini akan tetap tak berpengalaman? Atau selepas pengalaman buruk ini hati ini akan belajar, minimal belajar menerima? Apakah hati masih mampu untuk mencoba meskipun aku tahu hati yang tak berpengalaman pasti terkekang oleh perasaan takut tersakiti lagi?
Tinggalkan setiap omong kosong, kalau memang harus berjuang lagi, berjuanglah. Temukan cara lain untuk mengejar hatiku..... biarlah hati tetap tak berpengalaman, yang terpenting adalah tidak menyerah.... dan melawan.....
sampai kapan..?? Entah.... sampai aku merasa tidak memerlukan dunia ini lagi.... mungkin.....

No comments: